Laman

Minggu, 08 Mei 2011

Menjelaskan Tema dan Latar Novel Remaja

Menjelaskan Tema dan Latar Novel Remaja (Asli atau Terjemahan)

Unsur intrinsik novel meliputi tema, latar, alur, amanat, gaya bahasa, sudut pandang, dan penokohan. Berkenaan dengan tema dan latar, kita tahu bahwa banyak novel yang secara umum memiliki tema yang hampir sama atau bahkan sama. Namun demikian, penyampaian dan pengungkapannya menjadi berbeda ketika unsur-unsur intrinsik yang lain berbeda, termasuk dalam hal ini latar. Hal tersebut salah satunya dikarenakan kejadian yang dikisahkan diangkat dari kehidupan masyarakat secara nyata, walaupun ada juga novel-novel yang tidak berlatar belakang kehidupan masyarakat secara nyata. Guna mengasah kemampuan kalian berkenaan dengan materi ini, mintalah salah satu teman kalian untuk membacakan kutipan novel berikut! Saat novel tersebut dibacakan, simaklah dengan cermat!

Marcus sulit membiasakan diri dengan kenyataan bahwa musim dingin sudah berakhir. Cukup banyak yang dialami Marcus di London yang terjadi di tengah kegelapan dan hujan (pasti ada beberapa sore yang cerah di awal tahun ajaran, tapi begitu banyak yang terjadi sehingga ia tidak lagi mengingat semuanya), dan sekarang ia bisa berjalan pulang dari rumah Will di tengah sinar matahari sore. Mau tidak mau ia merasa segalanya baik-baik saja pada minggu pertama setelah waktu dimajukan satu jam; mudah sekali percayai ibunya akan lebih baik, bahwa tiba-tiba usianya bertambah tiga tahun dan ia menjadi begitu keren sehingga Ellie menyukainya, dan ia akan menciptakan gol kemenangan bagi tim sepak bola sekolah dan menjadi anak paling populer di sekolah.
Tapi, menurut Marcus, pendapat itu bodoh, sama bodohnya seperti zodiak. Waktu dimajukan satu jam berlaku bagi semua orang, bukan hanya bagi Marcus, dan tidak mungkin setiap ibu yang depresi akan jadi ceria, tidak mungkin setiap anak di Inggris akan menciptakan gol kemenangan bagi tim sepak bola sekolahnya, terutama setiap anak di Inggris yang membenci sepak bola dan tidak tahu bagian bola sebelah mana yang harus ditendang dan tentunya tidak mungkin setiap bujangan berusia dua belas tahun menjadi lima belas tahun dalam semalam. Kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, dan bahkan jika itu terjadi, tidak akan terjadi pada Marcus, karena ia tahu keberuntungannya sendiri. Itu akan terjadi pada anak berusia dua belas tahun lain, di sekolah lain, yang tidak sedang jatuh cinta pada gadis yang usianya tiga tahun lebih tua darinya, dan yang karenanya tidak terlalu peduli apakah usianya bertambah atau tidak. Ketidakadilan adegan yang baru saja Marcus bayangkan membuatnya marah, dan ia menandai kepulangannya dengan membanting pintu rumah dengan berang.

(Anak Itu dan Aku, Nick Hornby)

Dalam menjelaskan tema dan latar novel yang telah kalian simak, kalian perlu memerhatikan langkah-langkah berikut.
1. Menyimak dengan konsentrasi, cermat, dan teliti.
2. Memahami inti cerita yang dapat ditangkap secara utuh.
3. Memerhatikan unsur-unsur intrinsik cerita, terutama berkenaan
dengan tema dan latar.

Tema dari kutipan novel yang dibacakan teman kalian dapat kalian simpulkan, seperti kekesalan Marcus dengan segala sesuatu yang ia alami, ia inginkan, serta tentang khayalannya yang mustahil untuk dapat diwujudkan. Adapun latar tempat kejadian dalam cerita itu adalah di Kota London, tepatnya di sepanjang jalan dari rumah Will menuju rumahnya. Latar waktu kejadian dalam kutipan novel tersebut adalah sore hari. Kedua latar dalam kutipan novel tersebut terungkap dalam cerita pada paragraf pertama “… dan sekarang ia biasa berjalan pulang dari rumah Will di tengah sinar matahari sore ....”



Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati, 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuab Departemen Pendidikan Nasional



Menyimak untuk Menjelaskan Tema dan Latar Novel Remaja
Pada pembelajaran berikut ini, kamu diajak untuk mampu menjelaskan tema dan latar novel remaja asli Indonesia atau terjemahan melalui kegiatan mendengarkan.

1. Menyimpulkan Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar pembicaraan dalam cerita. Tema merupakan sesuatu yang menjiwai cerita. Tema sebuah cerita dapat ditentukan setelah cerita itu selesai dibaca atau didengarkan. Tema novel remaja biasanya berkisar masalah percintaan, kehidupan remaja di sekolah atau di kampus.

2. Menyimpulkan Latar Novel
Latar (setting) merupakan lukisan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Latar dapat menciptakan kesan realistis dan menciptakan kesan seolaholah peristiwa peristiwa itu sungguh-sungguh ada.
Latar tidak hanya digambarkan secara fisik saja tetapi juga dapat berupa tata cara, adat istiadat, kepercayaan, nilai-nilai yang berlaku. Latar berfungsi agar cerita tampak lebih hidup serta menggambarkan situasi psikologis atau situasi batin tokoh.


Sumber :
Sarwiji, suwandi dan Sutarmo 2008. Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuab Departemen Pendidikan Nasional.


Tema dan Latar Belakang Novel Remaja
Membicarakan tema dengan novel remaja adalah hal menarik. Mengupas kedua unsure itu sama dengan halnya membicarakan masalah remaja dan lingkungan yang melatarbelakangnya



Menentukan Tema dan Latar Belakang Novel Remaja
Pengarang menulis karena dorongan niat baiknya untuk mengemukakan beberapa persoalan, cita-cita, serta bahan-bahan yang terkandung dalam pikirannya kepada masyarakat pembaca. Untuk menyampaikan pada pembaca, dalam karangannya seorang pengarang mengambil dasar/pokok cerita (tema) yang kemudian dijadikan pijakan dalam menulis seluruh kejadian dalam karangan. Dengan kalimat yang berbeda, dapat dikatakan tema adalah pokok persoalan yang mendasari cerita.
Adapun latar cerita meliputi tiga hal, yaitu kejadian, waktu, dan suasana/keadaan lingkungan cerita berlangsung.


Setyorini, Yulianti dan Wahono, 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.



Menjelaskan Tema dan Latar Novel Remaja yang Diperdengarkan

Membaca novel merupakan usaha memperhalus budi. Dalam novel banyak hal yang bisa dipakai sebagai alat untuk becermin. Karakter tokoh merupakan cermin agar kita tidak memiliki karakter negatif. Alur memberi cermin agar kita bijaksana menyikapi semua persoalan. Demikian pula unsur yang lain.
Untuk mendukung kegiatan itu, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menjelaskan tema dan latar novel remaja yang diperdengarkan adalah (1) menemukan tema novel; dan (2) menemukan latar novel.
1. Menemukan Tema Novel
Pada kesempatan ini, temanmu akan membacakan sebuah novel remaja. Kamu akan belajar untuk menemukan tema novel tersebut. Nah, sebelumnya, marilah berlatih untuk menemukan tema sebuah novel dari penggalan novel berikut!

“Ndra, lo percaya ngga’, sih, sama pernyataan yang bilang kalo seorang cewek sama
seorang cowok yang sahabatan, tuh, ngga’ mungkin bisa bertemen yang purely, temenan aja?”
tanya Jani penasaran dalam perjalanan pulang.
”Hah? Maksudnya apa, tuh?” respon Andra bingung.
”Ya, maksudnya, ngga’ mungkin cuma berteman biasa. Pasti pada dasarnya, ada salah
satu, atau bahkan kedua-duanya yang akan suka, lebih dari sekedar teman sama yang lainnya?
Ngerti, ngga’?”
”Naksir atau jatuh cinta, maksudnya?”
”Ya, semacam itu kali ya..”

Dalam dialog tersebut tampaknya penulis membungkus tema novel ini. Untuk
mengetahui tema suatu novel diperlukan membaca novel itu secara utuh. Namun,
kadang-kadang dengan membaca penggalan saja kita sudah dapat menentukan temanya. Dari penggalan yang sangat pendek di atas kita melihat tema yang diangkat oleh penulis adalah percintaan remaja.
Nah, tugasmu adalah mencoba menemukan apa sebenarnya tema novel ini. Agar
lebih jelas, mintalah kawanmu membacakan penggalan novel yang agak panjang (sekitar 2 atau 3 halaman) kemudian tentukan temanya. Agar lebih tepat, lakukan diskusi!

2. Menemukan Latar Novel
Latar pada novel dapat berupa latar waktu dan dapat pula berupa latar tempat. Latar waktu menunjukkan pada waktu apa atau bagaimana suatu peristiwa itu terjadi. Sementara itu, latar tempat menunjukkan di mana suatu peristiwa itu terjadi.
Berkaitan dengan itu, cobalah kamu ingat kembali apa yang kamu dengarkan dari bacaan penggalan novel yang dilakukan temanmu tadi. Selanjutnya, jelaskan latar novel tersebut, baik yang berupa latar waktu maupun tempat.



Laksono, Kisyani dan Nurhadi. 2008. Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional



Mendengarkan Pembacaan Kutipan Novel

Tema dan latar merupakan unsur intrinsik yang membangun sebuah novel. Tema merupakan gambaran umum cerita novel. Tema novel bisanya bersumber dari konflik kehidupan manusia seharĂ­-hari, antara lain kisah cinta, kepahlawanan, peperangan, dan persahabatan.

Latar atau setting terbagi atas tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat menjelaskan tempat terjadinya peristiwa dalam novel, latar waktu mendeskripsikan kapan peristiwa terjadi, dan latar suasana menjelaskan suasana yang melatarbelakangi peristiwa.

Dengarkan pembacaan kutipan novel terjemahan berikut!

Seminggu kemudian, Kalli melangkah turun dari pesawat di San Fransisco tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Pagi itu ia sudah menelepon kantor Mr. Varos untuk memberitahu jadwal keberangkatannya, tetapi ia tidak bisa melewati resepsionis wanita yang meyakinkannya dengan suara serak bahwa pesannya akan disampaikan ke departemen yang tepat. Jadi, Kalli tak punya pilihan lain selain meninggalkan jadwal keberangkatannya pada seseorang yang tak dikenalnya di telepon.
Ia masih ragu-ragu menerima pekerjaan ini dan tak bisa mengusir perasaan itu. Apa ia akan dibiarkan terdampar di bandara seperti korban lelucon yang konyol? Ia tak bisa membayangkan Mr. Varos atau siapa pun, benar-benar begitu murah hati ketika menawarkan pekerjaan ini.
Kalli keluar dari lorong panjang sambil sesekali menghindari para penumpang lain yang mendadak berhenti untuk memeluk teman atau kekasih. Beberapa penumpang lain yang bersinggungan dengannya sibuk dengan telepon genggam menempel di telinga seraya bergegas melewati koridor yang luas menuju tempat pengambilan bagasi, taksi, dan rapat bisnis.
Tempat ini begitu hidup, disibukkan beragam aktivitas dan ramai dengan suasana obrolan. Bagaimana ia bisa menemukan “orang” yang tepat, yang sudah diperintahkan untuk menemuinya? Itu pun kalau memang ada yang akan menemuinya dan tawaran pekerjaan ini bukan sekadar tipu daya yang kejam.
Kalli menemukan tempat untuk berhenti sejenak di sebelah pilar, tempat ia bisa terhindar dari hiruk-pikuk manusia dan klakson kereta barang. Perutnya mulas karena cemas saat memandang kekacauan yang teratur di sekelilingnya. Ia bertanya-tanya bagaimana orang itu akan menemukan dirinya. Apakah orang itu sudah melihat foto yang ia kirimkan ke Mr. Varos sebelum pernikahan mereka disepakati? Apakah orang itu akan muncul? Pikiran bahwa ia menempuh jarak begitu jauh hanya untuk dibiarkan berdiri di bandara seperti pohon palem dalam pot membuat Kalli bergidik.
“Bagaimana aku bisa ada di sini dan kenapa aku di sini sih?” ia bergumam. Diturunkannya tas dari punggungnya dan diletakkannya di lantai. Untuk yang keseribu kalinya ia teringat siatuasi aneh yang ia alami. Pertama ia menelepon Mr. Varos. Kemudian, Mr. Varos menelepon dan menawarkan kesempatan untuk memugar rumahnya. Ketika pria itu meletakkan telepon, Kalli belum benar-benar mengatakan dirinya akan datang. Kalli terus merasa terombang-ambing sepanjang minggu itu. Pada
awalnya ia berpikir tak bisa menyetujui tawaran itu, tetapi kemudian ia memutuskan tak bisa menolak.
Ia bahkan mencari foto-foto lama rumah Varos saat rumah itu berada pada masa jayanya dan masih bernama The Gradingstone House. Rumah itu benar-benar indah. Ia tahu jika ia melihat sendiri rumah itu, napasnya akan tertahan. Kalau ia memutuskan untuk kembali ke San Fransisco.
Kalau? Mendapat kesempatan ini ibarat terpilih mengikuti Olimpiade. Bukan tawaran yang mudah ditolak-karena kesempatan seperti inilah yang ia nantikan selama hidupnya.
Di samping itu, ia berutang pada Mr. Varos. Ia tahu ia bisa melakukan pekerjaan itu dengan baik. Ia bisa melakukan pekerjaan ini dengan sempurna. Ia akan melakukannya karena semua miliknya dipertaruhkan di sini. Ia telah melanggar janji dan harus menebusnya. Hal itu jauh lebih penting daripada apa pun manfaat pekerjaan ini untuk kariernya.
Kalli merasakan gelombang kegelisahan melandanya lagi. Ia merapikan jas linennya yang berwarna biru gelap. Sepatu tumit tingginya agak menyakitkan, tetapi itu hanya harga kecil yang harus dibayarnya. Ia memilih pakaian dengan cermat agar menampilkan kesan baik. Meskipun ia takkan bertemu secara langsung, Mr. Varos pasti akan mendengar mengenai proyek ini. Ia tak ingin satu pun kata negatif sampai ke telinga Mr. Varos, baik tentang pekerjaannya maupun tentang dirinya. Ia akan
menjadi orang yang profesional dari atas kepala sampai ke ujung kakinya yang sakit.Takkan ada sikap ragu-ragu lagi kali ini. Takkan ada yang salah. Ia akan membuktikan kepercayaan Mr. Varos kepadanya tidak salah tempat.
Ia bertumpu bergantian pada kakinya yang dibalut sepatu kerja mencoba meringankan rasa sakit pada ujung kakinya. Dengan bersemangat, dipandanginya orang-orang yang lalu lalang sambil tersenyum penuh harap dan siap. Ia hampir memohon, “Kuharap Andalah staf Mr. Varos.”
Setelah 45 menit, kakinya terasa benar-benar sakit dan otot wajahnya kaku karena terus tersenyum. Ia berada di sudut ruangan bandara. Semua orang yang seperjalanan dengannya sudah pergi, bahkan orangorang yang terlambat dijemput pun sudah pergi.
Beberapa orang berjalan dengan santai menuju pintu keluar dan beberapa orang yang akan naik
penerbangan berikut sudah datang dan berlalu lalang sambil menunggu pesawat yang berangkat setengah jam lagi. Meski sekelilingnya ramai, Kalli merasa sangat kesepian saat mondar-mandir di dekat pilar yang mulai dibencinya. Anda dari tadi duduk. Duduk maupun berdiri dengan sepatu yang menyiksa itu toh sama saja, ia tetap sulit terlihat.
Kalli tak ingin tawaran itu hanya lelucon bahwa Mr. Varos tak pernah berniat untuk memberinya pekerjaan itu. Ia ingin percaya pasti ada penjelasan yang masuk akal, dan kalau ia cukup sabar seseorang akan datang menjemputnya. Barangkali orang itu terjebak macet.

Sumber: Cinta dan Dendam karya Renee Roszel, Gramedia, 2006: 27 – 30



Hariningsih, Dwi dan Wisnu, Bambang, 2008. Membuka jendela ilmu pengetahuan dengan bahasa dan sastra Indonesia 2: SMP/MTs Kelas VII.I Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

1 komentar: